Jumat, 02 Oktober 2015

LAPORAN PRAKTIKUM SABUN



LAPORAN PRAKTIKUM SABUN


Disusun:     A
                  B
                  C
                  D
 

Kelas:              XII IPA 4

SMA NEGERI
2014-2015



KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ilahi rabi allah swt, atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyusun laporan mengenai tugas kimia yang berjudul “praktikum sabun”, laporan ini disusun guna memenuhi tugas dari pengajar kimia .

Saya haturkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini, karena saya tidak dapat menyelesaikan laporan ini jika tanpa bantuan setiap pihak, bantuan berupa materil ataupun segala hal yang dapat membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, karena saya manusia yang tidak bisa lepas dari kesalahan, saya hanya dapat berusaha untuk mencoba sedikit lebih baik, karena itu saya akan sangat bisa untuk menampung setiap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca dan setiap kalangan masyarakat sehingga tahu mengenai praktikum sabun.

Cilegon,  Januari 2015

i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………...……………………….i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...…..ii 
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….………………….......1
1.1    Latar Belakang.……………………………………………………….1
1.2   Rumusan Masalah………………………….……………………...…2
1.3   Tujuan Penelitian………………………………………………....…..2
1.4    Manfaat Penelitian ……………………………………………….….2

 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
                 2.1   Landasan Teori ..…………………………………………….….…..3
2.1     Alat Dan Bahan ………………….…………………………...…….6
2.2     Langkah Kerja…………………………..…………...…………….6
2.3    Hasil Praktikum ………………………………………………….....6
BAB III LAMPIRAN ………………………………………………..…………..….8
 BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………..10
4.1   Kesimpulan ……………………………………………….……….10
4.2   Saran …………………………………………………...……….10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...……………11  

 
 ii




BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang

            Pembuatan sabun adalah keahlian yang tidak bisa dipungkiri di Eropa di abadke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup.Minyak nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi.Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci. Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun,seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti minyak pohon zaitun.Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12.

                             Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608dengan datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia. Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatansabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun.

                  Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi padatahun 1791 ketika kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untuk membuat abu soda, atau sodium karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkaliterdapat dari abu bahwa kombinasi dari lemak ke bentuk sabun. Leblanc memproseshasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah.Sains dari pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian dengan pemjelajahan oleh Michel Eugene Chevreul, kimiawan Perancis lainnya, dari kimiaalam and lemak yang terkait, gliserin dan asam lemak. Penelitiannya yang tidak bisadipungkiri dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun.Juga penting kepada kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-an penemuan oleh kimiawan Belgia, Ernest Solvay, dari proses amonia, di mana jugamenggunakan garam meja biasa, atau sodium klorida, untuk membuat abu soda. Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari mendapat alkali, dan menambahkualitas dan kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun.Penjelajahan sains ini, bersama dengan pembangunan dari kekuatan untuk mengoperasikan pabrik, membuat satu pembuatan sabun di pertunbuhan cepat industriAmerika di tahun 1850. Di waktu yang sama, ketersediaan luas mengubah sabun dari barang mewah ke kebutuhan sehari-hari. Dengan penggunaan tersebar luas inimenjadi perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan sabun untuk digunakan di dalam mesin cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantianabad.

1.2              Rumusan Masalah
 1.      Bagaimanakah cara pembuatan sabun berbahan dasar minyak ?
 2.      Bagaimana hasil dari pratikum yang dilakukan ?

      1.3        Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak.
2.      Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam pembuatan sabun.
3.      Untuk mengetahui apa saja yang terbentuk saat pembuatan sabun.

      1.4           Manfaat Penelitian
1.      Agar dapat menjadi pelajaran dan pengetahuan tambahan
2.      Selain itu juga dapat mengetahui bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun









BAB II
PEMBAHASAN

2.1       landasan teori

sabun adalah garam karboksila yang diperoleh dari proses saponifikasi. Sabun adalah bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxyclic yang panjang. Proses saponifikasi adalah lemak atau minyak yang bereaksi dengan basa. Triglisera adalah lemak atau minyak, pembuatan dalam keadaan kondisi basa adalah NaOH (Natrium/sodium hidroksida) dan KOH (Kalium/Potasium hidroksida) lemak yang berkaitan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
C17H35-C-K(O)-O         untuk sabun kalium

C17H35-C-Na(O)-O       untuk sabun natrium

Berdasarkan struktur sabun natrium dan sabun kalium tersebut, maka dapat diketahui bahwa sabun memiliki rantai hidrogen yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) yang bersifat non-polar dan COONa sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) yang bersifat  polar dengan air. Oleh karena sabun memiliki kedua sifat tersebut sabun dapat membersihkan kotoran.

Selain mempunyai sifat tersebut, sabun mempunyai sifat surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif  permukaan atau suatu senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah suatu sistem. Selain itu juga mempunyai sifat teradsorbsi pada permukaan antara muka pada sistem tersebut.

                  Reaksinya adalah :

C3H5(OOCR)3 + 3NaOH        C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

                 Strukturnya adalah:

Sabun pada umunya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbeedaan utama pada kedua wujud ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik(NaOH) sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida(KOH) sebagai alkali. Selain itu jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras dari pada minyak kedelai, minyak kacang dan minyak biji katun.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:
1.       Konsentrasi larutan KOH/NaOH
               Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.      Suhu (T)
Ditinjau dari segi thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat dilihat dari persamaan Van`t Hoff :  RTHdTKdΔ=ln ( 1 ) Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (ΔH negatif), maka dengan kenaikan suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini (Smith 1987) : k = ARTEe− ( 2 ) Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E adalah energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas ideal (cal/grmol.K).
                         Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k (konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis (Levenspiel, 1972).
3.      Pengadukan
                        Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A (Levenspiel, 1987).
4.      Waktu
                        Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak.







2.2       Alat dan bahan


NO
ALAT
JUMLAH
1
Blender           
1
2
Cetakan
1
3
Timbangan
1
4
Wadah
1
5
Pengaduk
1
6
Gelas
1
7
Sarung tangan karet
6
8
Kaca mata
6
9
Masker
6
10
Gelas ukur
1
NO
BAHAN
JUMLAH
1
NaOH  
16,25 g
2
Minyak Goreng
50 ml
3
Pewarna makan
2,5 ml
4
Parfume
2,5 ml
5
Air mineral
55 ml






2.3       Langkah Kerja
NO
DESKRIPSI
1
Siapkan wadah masukan NaOH sebanyak 16,25 g dan Air mineral sebanyak 55 ml, aduk hingga larut.
2
Siapkan Blender masukan minyak goreng sebanyak 50 ml, blender dengan kecepatan rendah, dalam beberapa detik.
3
Masukan larutan NaOH kedalam Blender yang berisis minyak goring, blender kembali dengan kecepatan rendah hingga larutan menjadi mengental.
4
Masukan parfume sebanyak 2,5 ml dan pewarna makanan sebanyak 2,5 ml.blender kembali dengan kecepatan rendah dalam beberapa detik.
5
Lalu tuangkan kedalam cetakan.
6
Tunggu selama 1 minggu hingga sabun mengeras .

2.4       Hasil praktikum

PENGAMATAN KE-
TAHAP
KETERANAGAN
1
NaOH ketika dilarutkan dengan air .
Air yang awal nya jernih berubah menjadi keruh dan hangat
2
Minyak Goreng di dalam blender  .
Masih berwarna kuning keemasan
3
Minyak goreng setelah di blender beberapa saat .
Keluar buih warna berubah menjadi putih
4
Penambahan larutan NaOH kedalam blender yang berisi Minyak Goreng.
Warna berubah menjadi putih pekat
5
Minyak Goreng dan Larutan NaOH setelah di blender beberapa saat.
Lama kelamaan larutan mengental dan berwarna putih pekat akibat terjadi reaksi anatara minyak dan NaOH ( REAKSI SAPONIFIKASI terjadi)
6
Penambahan parfume pada campuran Minyak Goreng dan NaOH.
Campuran masih mengental berwarna putih keruh
7
Penambahan parfume pada campuran Minyak Goreng dan NaOH setelah diblender beberapa saat.
Campuran yang awal nya mengental kemudinan sedikit mencair (tidak terlalu kental) dan harum
8
Penambahan pewarna makanan pada campuran Minyak Goreng, NaOH dan parfume yang sudah di Blender beberapa saat.
Campuran berubah warna menjadi hijau dan cair dan harum
9
Larutan di tuangkan dalam cetakan .
Cair berwarna hijau dan harum
10
Setelah 1 minggu.
Larutan yang awalnya cair berubah menjadi padat, warna nya berubah menjadi orange akibat pewarna makanan yang bereaksi dengan NaOH, dan juga wangi nya berubah














BAB III
LAMPIRAN


GAMBAR PROSES PEMBUATAN SESUAI URUTAN


Persiapan alat dan bahan sebelum praktek

Proses penambahan larutan NaOH
Proses memasukan Minyak Goreng.
Proses ketika minyak goreng di blender
 
Proses ketika pewarna di blender dalam campuran Minyak goreng NaOH dan Parfume
Proses penambahan parfume pada campuran Minyak dan NaOH.
Proses penambahan pewarna makanan pada campuran minyak goreng NaOH dan parfume.

    



Hasil sabun setelah di diamkan 1 minggu
Proses penuangan cairan sabun kedalam cetakan.
 

BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan
                        Sabun adalah bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxyclic yang panjang. Proses saponifikasi adalah lemak atau minyak yang bereaksi dengan basa. Triglisera adalah lemak atau minyak, pembuatan dalam keadaan kondisi basa adalah NaOH (Natrium/sodium hidroksida) dan KOH (Kalium/Potasium hidroksida) lemak yang berkaitan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. sabun mempunyai sifat surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif  permukaan atau suatu senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah suatu sistem. Selain itu juga mempunyai sifat teradsorbsi pada permukaan antara muka pada sistem tersebut.
 Sabun pada umunya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbeedaan utama pada kedua wujud ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik(NaOH) sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida(KOH) sebagai alkali. Selain itu jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras dari pada minyak kedelai, minyak kacang dan minyak biji katun.
4.2       Saran
            Ketika melakukan percobaan harus menggunakan pengaman yang lengkap seperti kaca mata, sarung tangan dan masker untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.









DAFTAR PUSTAKA

Emmanuela,M.W.,Reaksi Saponifikasi,Petunjuk Praktikum Satuab Proses Teknik Kimia ,Polban
Wikipedia.org/wiki/Asam oleat (23 April 2013)
Anngo philip krisbiantoro. 2012. Laporan Praktikum Kimia Dasar Reaksi Saponifikasi Serta Pengujian Sifat Surfaktan Sabun Dan Detergen. http://philipanggok.blogspot.com/
http://akhmadazharbasyir.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-kimia-reaksi_23.html
 


 
                                                                                                                             

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar